Karya Sastra Indonesia Angkatan 45

-->Klik Disini untuk membacanya lebih lanjut

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday 19 January 2016

KARYA SASTRA INDONESIA ANGKATAN 45 LENGKAP

www.pengetahuandotkom.blogspot.com



ARTIKEL KARYA SASTRA INDONESIA ANGKATAN'45

BAB I
PENGANTAR


Kesusastraan Indonesia modern lahir pada sekitar tahun 1920. Pada ketika itulah para pemuda Indonesia untuk pertama kali mulai menyatakan perasaan dan ide yang pada dasarnya berbeda daripada perasaan dan ide yang terdapat dalam masyarakat setempat yang tradisional dan mulai berbuat demikian dalam bentuk-bentuk sastra yang pada pokoknya menyimpan dari bentuk-bentuk sastra Melayu, Jawa dan sastra lainnya yang lebih tua baik lisan maupun tulisan.
Pernah pula dikemukakan bahwa penuli-penulis dari angkatan sebelum angkatan 1945 (atau lebih tepat tahun 1942) juga masih belum merupakan pencipta kesusastraan Indonesia yang modern sesungguhnya.
Banyak terdapat alasan untuk menganggap tahun 1942 dan bukan tahun 1945 sebagai tahun pemisah yang penting dan sebagai titik permulaan suatu zaman baru dalam sejarah Indonesia modern. RI lahir pada 17 Agustus 1945. Walaupun demikian, peristiwa-peristiwa tahun 1945 merupakan akibat yang wajar dan tak lain dari peristiwa yang berlaku pada tahun sebelumnya; baik dari segi politik maupun dari segi semangat terdapat suatu kelanjutan, bukan pemisah pada tahun 1945 itu. Revolusi Indonesia sesungguhnya bermula pada tahun 1942. Perubahan radikal yang diakibatkan oleh runtuhnya kolonial Belanda. Bergantinya penaklukan Barat dengan kekuasaan Asia, oleh kebangkitan rasa yakin dan insaf akan diri-sendiri yang timbul dengan tiba-tiba dan oleh kesadaran bahwa Negara ini merupakan bagian yang penting.
Disbanding dengan angkatan tahun 1945 yang merupakan perubahan dari revolusi yang tak nyata kepada revolusi yang nyata, ciri pokok perubahan tahun 1942 dapat digambarkan dengan jelas dan meyakinkan dibidang bahasa dan kesusastraan. Sampai tahun 1942 bahasa Belanda jelas merupakan bahasa utama, bukan saja dalam lapangan politik dan pentadbiran, tetapi juga dilapangan kebudayaan dan kemasyarakatan.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Kesusastraan Angkatan 45
Setelah masuknya kekuasaan Asia, Jepang segera menghapus bahasa Belanda sebagai bahasa resmi, dan melarang penggunaannya dikalangan masyarakat umum. Tidak ada bahasa lain melainkan bahasa Indonesia yang dapat mengambil tempat bahasa Belanda. Karena itu pada tahun 1942 atau awal tahun 1943 ini mendapatkan perubahan yang sebenarnya, suatu revolusi yang lebih besar daripada proklamasi bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan yang resmi dalam undang-undang dasar sementara RI tahun 1945. Jepang mendirikan pusat kebudayaan, Keimin Bunka Syidosyo, yang digunakan untuk mengorganisasikan seniman Indonesia.
Suatu ciri khusus tentang kesan itu ialah berhentinya penerbitan majalah Pujangga Baru dan Pujangga Baru itu sendiri sebagai suatu angkatan. Seperti Armijn Pane dan para penulis penting lainnya karana peralihan bahasa tersebut.
Suatu ciri menyolok ialah bahwa beberapa penulis angkatan sesudah perang menerbitkan buku-buku yang mengadung kumpulan karya dari zaman yang bermula dengan tahun 1942 atau 1943 dan berakhir beberapa tahun setelah proklamasi kemerdekaan: Amal Hamzah, Idrus, Umar Ismail. Zaman ini merupakan kesatuan dari segi semangat, walaupun dari segi gaya karangan karya mereka memperlihatkan semacam perkembangan. Idrus yang dianggap sebagai penganjur besar pada prosa zaman revolusi, pada zaman Jepang, menulis dua drama. Chairil Anwar sendiri yang merupakan pelopor utama angkatan 45, yaitu generasi tahun kemerdekaaan, mengubah lebih dari sepuluh sajak-sajak asliya sebelum 17 agustus 1945. Jassin dengan antologinya yaitu Gema Tanah Air (1948) yang menentukan suatu jangka masa mengumpulkan prosa dan puisi dari zaman antara tahun 1942-48. Pada keseluruhan, tiada diragukan lagi bahwa revolusi jiwa di Indonesia juga gerakan kesusastraan baru yang berhubungan rapat dengan itu bermula pada tahun 1942.
Istilah angkatan 45 itu pertama kali digunakan oleh Rosihan Anwar dalam majalah Siasat yang bertanggal 9 Januari 1949.
dibicarakan melalui organisasi yang agak resmi sifatnya republik dan mengadakan kongres-kongres. Pertama diantaranya ialah Kongres Kebudayaan di Magelang diadakan pada tahun 1948 oleh pihak yang berkuasa di Republik.
.Landasan yang digunakan adalah humanisme universal yang dirumuskan HB Jassin dalam Suat kepercayaan Gelanggang. Jadi angkatan 45 merupakan gerakan pembaharuan dalam bidang sastra Indonesia, dengan meninggalkan cara-cara lama dan menggantikannya dengan yang lebih bebas, lebih lugas tanpa meninggalkan nilai-nilai sastra yang telah menjadi kaidah dalam penciptaan sastra.
Diantara mereka yang lazim digolongkan sebagai pelopornya adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, Idrus, Pramudya, Usmar Ismail dsb. Nmaun sesungguhnya, tidak hanya itu saja saja alasan untuk memasukkan mereka kedalam angkatan yang lebih baru dari Pujanga Baru. Jelasnya, terlihat sekali pada karya-karya Chairil dimana ia telah membebaskan diri dari kaidah-kaidah tradisional kita dalam bersajak.
B.     Tokoh-Tokoh Angkatan 45
1.      Chairil Anwar
Sanjak-sanjak chairil sekali lagi merupakan sumber inspirasi revolusioner. Bagi kebanyakan orang muda sanjak-sanjak chairl anwar ternyata merupakan alat untuk menemukan diri sendiri. Chairil anwar mencapai kedudukannya bukan saja karena puisi, tetapi juga karena keperibadiannya, kesatuan manusia dan penyair, keselarasan antara kehidupan dengan kesan-kesan yang ditinggalkan oleh sanjak-sanjaknya. Ciri umun yang terdapat pada puisi iyalah intensifannya, keratikan akan hidup dengan cara amat drama radikal dalam segala bentuk dan seginya.
Baris-baris sanjak yang sering dipetik untuk membayangkan corak penyair-penyair ini dipetik dari sanjak aku dalam salah sebuah serta kumpulan sanjak, dan sanjak semagat dalam kumpulan lainnya. Dalam baris-baris itu dia membandingkan dirinya dengan binatang jalang yang terbuang
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Sebuah sanjak yang disatu pihak menyatakan rasa sepi yang pedih, tetapi dipihak lain pula rasa gairah terhadap hidup yang tak tertindas:
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Dari segi badaniah, dia tidak dianugrahi seribu tahun itu, malah sepuluh tahun pun tidak. Ternyata dia sadar tentang hal itu sebagaimana yang jelas kelihatan pada sanjk terakhir dalam kumpulan Jang terampas dan Jang putu, yang menurut jasin ditulis pada tahun 1949, dan memperlihatkan alamat datangnya kematian:
Cemara menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam,
Ada beberapa ditingkat merapuh,
Dipukul angin yang terpendam,
Aku sekarang orangnya bisa tahan,
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi,
Tapi dulu memang adasuatu bahan,
Yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan,
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah,
Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan,
Sebelumpada akhirnya kita menyerah.
Unsur yang tidak kurang membayangkan sifat pengarangnya jika dibandingkan dengan sanjak aku yang merupakan sanjak pertama dalam kumpulan Deru Tjampur Debu. Jusru inilah yang membuktikan bahwa yang istimewa dalam puisinya bukanlah apa yang dikatakan, melainkan bagaimana dia mengatakannya, dan mengandung suatu unsure yang baru. Cirri khusus itu bukannya oleh karna tema atau:
Hidup hanya menunda kekalahan.
Merupakan suatu baris sanjak yang tak kurang dan meninggalkan kesan yang dipetik dari sanjak aku  merupakan puisi murni, dan member kesaksian tentang keahlian sebagai penyair yang sempurna. Dia menggunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga kata-kata itu menjadi kata-kata baru yang dirangkai sedemikian rupa sehingga memperkuat tenaga pengucapan. Dia telah menggunakan tenaga bahasa indinesia dari segi morfologinya; umpamanya kata terbitan meninggi, dari kata tinggi, dari kata sifat yang statis kepada kata kerja yang dinamis.
Sejak Chairil Anwar maka mulailah bahasa Indonesia berkembang menurut pola yang digunakannya; baik unsure baru maupun unsure lama. Chairil Anwar juga tidak menghindari penggunaan sajak yang tradisional. Bukan saja konsonannya yang bersajak turunan volak e-a tiga kali berulang-ulang itu mengandung arti.
2.   Idru
Idrus sering dianggap sebagai pembaharu prosa disamping disamping Chairil Anwar sebagai pembaharu puisi Indonesia. Memilih kenyataan yang kejam, kasar, hal-hal yang menyinggung dan kata-kata yang dikemukakan kepada para pembaca dengan cara yang agak menantang, sifat terus-terang menurut Idrus, merupakan norma dan nilai karangan prosanya. Selain itu penggunaan kata-kata Belanda, digunakan dengan tidak segan-segan malah digemarinya. Sebuah peristiwa bulan November 1945. Pada bulan itu terjadi pertempuran yang sengit antara orang Indonesia dengan orang Inggris disekitar kota itu, dimana sesungguhnya orang Indonesia menderita tapi jangka panjangnya dianggap suatu kemenangan oleh karana pertempuran itu memperteguh kembali harga diri bangsa Indonesia dan mendorong memperteguh angkatan senjata. Oleh Idrus itu bukan suatu epik keperwiraan yang terbayang dalam ceritanya itu ialah kepicikan manusia, sikap mementingkan diri sendiri, kejamnya peristiwa dan akibatnya terhadap manusia biasa. Karna hal ini dia diserang karena bersikap anti-nasionalis merusak revolusi dengan karyanya itu.
3.      Paramudya Ananta Tur
Banyak persamaan antara dia dengan para anggota Angkatan 45. Penulis prosa yang terpenting dalam zamannya itu, bukan saja karena luasnya lapangan yang diliputi oleh semua karnya kereatifnya. Karya-karyanya terasa seperti riwayat hidupnya bikan fiksi. Karya pertamanya berjudul Ditepi Kali Bekasi yang dirampas oleh Nefis. Salah satu dari ceritanya yang paling menarik ialah Kemelut, yang mengisahkan kemalangankereta api yang hebat di Purwokerto. Pengarangnya mengalami peristiwa ini. Karena sifat kepedihannya yang menyayat hati, maka cerita ini berhasil meninggalkan kesan yang mendalam ketika karya itu diterbitkan dalam majalah Indonesia pada waktu itu hampir sama terjemahannya dalam bahasa Belanda terbit dalam majalah Orientatie.
4.      Sitor Situmorang
Sitor Situmorang tahun 1950-an itu tetap merupakan seorang tokoh yang memikat, seorang penulis yang kompeten dan lincah dalam banyak lapangan, yang menguasai bahasa Indonesia dengan cara yang luar biasa. Pada tahun 1945 dia menyelenggarakan surat kabar setempat di Tarutung, tahun 1947 dia menjadi ketua redaksi Waspada di Medan. Sitor sebagai pengarang esai, dalam sajak duka yang di persembahkan kepada Chairil Anwar, pandangannya dikemukakan dengan kata-kata yang menyatakan tidakkah dapat jalan kembali;
Manakah lebih sedih?
Nenek terhuyung tersenyum
Atau petualangan mati muda
Mengumur duka telah dinujum.
Pendekatan puisinya menggunakan gaya karangan pantun. Sanjak yang Berjudul Wadjah tak benama sajak cinta yang bersifat erotik, tetapi dalam hal sajak-sajak ini juga cinta dan kebahagiaan hanya merupakan gejala yang tak kekal, nada utama adalah kesunyian, tidak ada pengertian anata pengasih dengan orang yang dikasihi, antara ayah dengan anak, antara manusia dengan manisia. Permulaan sanjaknya yang berjudul Condition memperhatikan cara pengarangnya bergelut dengan bahasa:
Kami telah berharap dengan kehangatan tunas
di musim hujan, dan bila kami kecewa seperti
anak, tidak pun karena kebohongan lagi, hanya
karena ketidakamanan kata perumusan ingin
berhubungan dalam balutan pengertian…………
Kumpulan sanjak ini pada keseluruhan tampak melahirkan percobaan pengarangnya untuk melepaskan diri dari ikatan intelek yang menekan.
Sitor juga pernah menulis beberapa drama, diterbitkan dalam buku yang berjudul Djalan Mutiara, berlatar belakang pesisir Danau Toba, berlatar belakang Jakarta dan satulagi Muang Thai. Muang Thai berjudul Pertahanan Trachir penerimaan hukuman mati oleh oleh seorang ahli politik yang tak berdosa yang tidak tunduk kepada kebiasaan, Rosihan Anwar dan Sujatmoko telah mengemukakan keritik terhadap karya sastra Sitor yang berjudul Djalan Mutiara.
5.      Utuy Tatang Sontani
Dia tidak pernah menolak latar belakang Sundanya; kata-kaka Sunda merupakan hal yang biasa dalam karya-karyanya, ia memperlihatkan minat yang hidup terhadap kesusastraan tradisional Sunda. Umpamanya dia telah menghasilkan dua karya saduran dari cerita Sangkuriang kedalam bahasa Indonesia, yang pertama dalam bentuk drama prosa (1953).
6.      Mochtar Lubis
Dia mempunyai tenaga bekerja, kebebasan dan keberanian moral yang amat besar; dia memperoleh pengakuan sebagai wartawan waktu sebagai ketua pengarang surat kabar bebas Indonesia Raya, dia berani menentang konsepsi-konsepsi politik Sukarno dengan garang, hingga mengakibatkan dia ditahan di rumah dan dalam penjara antara tahun 1956 hingga 1965. Kisah-kisah kunjungan yang bersifat kewarganegaraan yang sebagaian dikumpulkan dalam buku-buku tersendiri merupakan bahan bacaan yang baik. Hal ini bukan saja karena fakta-fakta yang dikandungnya, tapi juga karena cara penyampaiannya yang menarik, dank arena anekdot dan kisah yang digunakannya untuk membumbui laporan itu. Beberapa karyanya yang lebih panjang yang disebut roman telah dihasilkannya, meskipun dua diaantaranya agak pendek menurut ukuran roman Barat. Cirita pendeknya yang dikumpulkan dalam dua buah buku Si Djamal dan Perempuan. Dengan unsure lelucon yang jeas yang bersifat Indonesia dan juga oleh sikap tak tersangkut oleh pengarang.
Prosa pertama ialah Tak Ada Esok kisah ini menceritakan kisah grilya biasa yang pada hakikatnya menceritakan kehidupan orang Indonesia. Roman setelah itu Djalan Tak Ada Ujung. Ceritanya yang bersifat kewartawanan daripada sastra namun teres-terang yang menyalurkan fakta-fakta bersahaja sehinga berkesan dan karyanya yang cenrung moralise dan sensasionalisme.
7.      Trisno Sumardjo
Dia memerankan peranan yang kecil pada tahun-tahun awal sesudah perang, meskipun namanya muncul sebagai anggota redaksi beberapa majalah sastra. Selain menjadi seniman yang kereatif dia juga giat sebagai penerjemah tidak kurang dari tujuh buah drama Shakespeare yang diterjemahkan.
Hasil tulisanya ditemukan dalam kumpulan kata hati dan perbuatan yang memuat dari tahun 1946-1950: lima buah cerita pendek, dua buah drama pendek dan beberapa sajak. Karyanya tidak matang dan tidak menarik bila dibandingkan dengan karya pengarang yang sezamannya seperti Idrus.
8.      Asrul Sani
Lahir di Sumatra Barat, 10 Juni 1926, dan meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004. Kiprahnya sangat besar pada dunia film Indonesia. Banyak menerjemahkan karya sastrawan dunia seperti: Vercors, Antoine de St-Exupery, Ricard Boleslavsky, Yasunari Kawabata, Willem Elschot, Maria Dermount, Jean Paul Sartre, William Shakespeare, Rabindranath Tagore, dan Nicolai Gogol.
9.      Rivai Apin
Lahir di Padang Panjang pada 30 Agustus 1927, dan wafat di Jakarta, April 1995. Pernah menjadi redaktur Gema Suasana, Siasat, Zenith, dan Zaman Baru. Keterlibatannya dalam Lekra menyebabkan dia ditahan dan baru dibebaskan tahun 1979.


BAB III
PENUTUP

Simpulan
Karya Angkatan 45 memiliki kedekatan yang intim dengan realitas politik. Ini sangat berbeda dengan Angkatan Pujangga Baru yang cenderung romantik-idealistik. Lahir dalam lingkungan yang sangat keras dan memprihatinkan Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik.
Rosihan Anwar dalam sebuah tulisannya dimajalah Siasat tanggal 9 Januari 1949, memberikan nama angkatan 45 bagi pengarang-pngarang yang muncul pada tahun 1940-an. Yakni sekitar penjajahan Jepang, zaman Proklamasi dan berikutnya.
Diantara mereka yang lazim digolongkan sebagai pelopornya adalah Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, Idrus, Pramudya, Usmar Ismail dsb. Namun sesungguhnya, tidak hanya itu saja saja alasan untuk memasukkan mereka kedalam angkatan yang lebih baru dari Pujanga Baru. Jelasnya, terlihat sekali pada karya-karya Chairil dimana ia telah membebaskan diri dari kaidah-kaidah tradisional kita dalam bersajak.
Lebih dari itu, “jiwa” yang terkandung dalam sajak-sajaknya terasa adanya semacam pemberontakan. Kendatipun demikian tak lepas dari pilihan kata-kata yang jitu, yang mengena, sehingga terasa sekali daya tusuknya.
Dibidang Prosa, Idrus dianggap sebagai pendobraknya dan sebagai pelanjut dari Pujangga Baru, bersama kawan-kawannya ia berkumpul dalam Angkatan 45. Landasan yang digunakan adalah humanisme universal yang dirumuskan HB Jassin dalam Suat kepercayaan Gelanggang. Jadi angkatan 45 merupakan gerakan pembaharuan dalam bidang sastra Indonesia, dengan meninggalkan cara-cara lama dan menggantikannya dengan yang lebih bebas, lebih lugas tanpa meninggalkan nilai-nilai sastra yang telah menjadi kaidah dalam penciptaan sastra.

Sunday 17 January 2016

PERJUANGAN MEWUJUDKAN KEMBALI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

            Masa-masa revolusi fisik merupakan masa yang cukup berat bagi bangsa Indonesia, oleh karena itu, bangsa Indonesia berjuang untuk merebut kembali wilayah yang menjadi miliknya melalui perjuangan diplomasi maupun mengangkat senjata.

Negara-negara Boneka Bentukan Belanda
Berbagai macam cara telah dilakukan Belanda untuk menanamkan kekuasaannya kembali di Indonesia dengan membonceng pasukan sekutu Inggris dan juga melalui pembentukan Negara-negara bagian dalam wilayah Republik Indonesia.
Pembentukan Negara-negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan pemerintahan Republik Indonesia atau mempersempit wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Pemerintah Indonesia selalu menuntut wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Hindia Belanda, yaitu dari Sabang sampai Merauke. Tetapi, wilayah yang diakui oleh Belanda adalah wilayah Jawa dan Sumatera. Sementara di daerah-daerah tersebut juga telah berdiri Negara-negara boneka.
Setiap Negara bagian ciptaan Belanda dikepalai oleh orang Indonesia yang ditunjuk oleh Belanda. Melalui Negara-negara boneka ciptaannya itulah pihak belanda membentuk Pemerintahan Federal dengan Van Mook sebagai kepala pemerintahannya.
Negara-negara Boneka Bentukan Belanda
Negara
Tahun Berdiri
Wilayah Kekuasaan
Wali Negara
Negara Indonesia Timur
Desember 1946
Sebelah timur Selat Makassar dan Selat Bali
Cokorda Gde
Raka Sukawati
Negara Sumatera Timur
Disetujui 25 Desember 1945
Diresmikan 16 Februari 1947
Medan dan sekitarnya
Dr.Mansur
Negara Sumatera Selatan
30 Agustus 1948
Palembang dan sekitarnya
Abdul Malik
Negara Jawa Timur
26 November 1948
Surabaya, Malang, dan daerah-daerah sebelah Timur hingga ke Banyuwangi
R.T Kusumonegoro
Negara Pasundan
26 Februari 1948
Wilayah Priangan, Jawa Barat dan sekitarnya
R.A.A Wiranatakusumah
Negara Madura
16 Januari 1948
Pulau Madura dan sekitarnya
Cakraningrat
Daerah-daerah otonom
-Kalilmantan Barat
-Dayak Besar
-Banjar

-Kalimantan Tenggara







-Jawa Tengah


-Bangka, Belitung, dan Riau


Oktober 1946
Desember 1946
Januari 1948

Maret 1947







Maret 1949


Januari 1947


Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Banjar dan sekitarnya
Pulau Laut dan daerah yang berseberangan dengan Kalimantan Tenggara seperti daerah Pagetan, Cantung dan Sampangan
Banyumas, Pekalongan, Semarang
Kepulauan Riau, Bangka, dan Belitung


Sultan Hamid II

2.     Perjanjian Roem-Royen
Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya Konferensi Meja Bundar (KMB) yang menjadi cikal bakal terwujudnya NKRI yang utuh. Perundingan ini dilakukan untuk meredakan konflik Indonesia-Belanda setelah bangsa Indonesia dengan gigih mempertahankan wilayahnya dari segala agresi Belanda, dan diakhiri dengan jalan diplomasi.
      Atas inisiatif komisi PBB untuk Indonesia, maka pada tanggal 14 April 1949 diselenggarakan perundingan di Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran Anggota Komisi dari Amerika Serikat. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr.Moh.Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. H.J. Van Royen.
      Pernyataan pemerintah Republik Indonesia dibacakan oleh Mr. Moh. Roem yang berisi antara lain :
a.      Pemerintah Republik Indonesia akan mengeluarkan perintah penghentian perang gerilya
b.      Kerja sama dalam hal pengembalian perdamaian dan menjaga keamanan serta ketertiban
c.       Turut serta dalam KMB yang bertujuan untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang lengkap dan tidak bersyarat kepada Negara Republik Indonesia Serikat

Kemudian pernyataan delegasi Belanda dibacakan oleh Dr. H.J Van Royen yang berisi antara lain :
a.      Pemerintah Belanda setuju bahwa pemerintah Republik Indonesia harus bebas dan leluasa melakukan kewajiban dalam satu daerah yang meliputi Karesidenan Yogyakarta.
b.      Pemerintah Belanda membebaskan secara tak bersyarat pemimpin-pemimpin Republik Indonesia dan tahanan politik yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
c.       Pemerintah Belanda setuju bahwa Republik Indonesia akan menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat.
d.      Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den Haag sesudah pemerintah Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
Pemerintah darurat Republik Indonesia di Sumatera memerintahkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk mengambil alih pemerintahan Yogyakarta dari pihak Belanda.
Pada tanggal 22 Juni 1949, diselenggarakan perundingan segitiga antara Republik Indonesia, BFO dan Belanda. Perundingan itu diawasi PBB yang dipimpin oleh Chritchley menghasilkan 3 keputusan yaitu:
a.      Pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 1949.
b.      Perintah penghentian perang gerilya.
c.       KMB akan dilaksanakan di Den Haag.
Pada tanggal 1 Juli 1949 pemerintah Republik Indonesia secara resmi kembali ke Yogyakarta. Panglima Besar Jendral Soedirman tiba kembali di Yogyakarta tanggal 10 Juli 1949. Pada tanggal 13 Juli 1949 diselenggarakan sidang cabinet Republik Indonesia yang pertama. Mr. Syafruddin Prawiranegara mengembalikan mandatnya kepada Wakil Presiden, Moh. Hatta, mengangkat Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Menteri Pertahanan merangkap Ketua Koordinator Keamanan.
3.     Konferensi Inter-Indonesia
Konferensi ini diselenggarakan pada bulan Juli dan Agustus 1949. Hasilnya antara lain:
a.      Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalism (serikat).
b.      RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada presiden
c.       RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari Kerajaan Belanda
d.      Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS
e.      Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.

4.     KMB (Konferensi Meja Bundar) dan Pengakuan Kedaulatan
Pada bulan Agustus 1949, Presiden Soekarno sebagai Panglima Tertinggi di satu pihak dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda di pihak lain, mengumumkan perintah penghentian tembak-menembak. Perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 Agustus 1949 untuk wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera.
Pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia menyusun delegasi untuk menghadiri KMB yang terdiri atas Drs. Moh. Hatta (ketua), Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, dr.Sukiman, Mr.Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B Simatupang dan Mr. Muwardi. Delegasi BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak.
Pada tanggal 23 Agustus 1949, KMB dimulai di Den Haag, Belanda. Konferensi berlangsung sampai tanggal 2 Nopember 1949 dan hasilnya sebagai berikut:
a.      Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai Negara merdeka dan berdaulat.
b.      Status Karesidenan Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
c.       Akan dibentuk Uni-Indonesia-Belanda berdasarkan kerja sama sukarela dan sederajat.
d.      RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
e.      RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942.

Sementara itu pada tanggal 29 Oktober 1949 dilakukan penandatanganan Piagam Persetujuan Konstitusi RIS. Selanjutnya KNIP bersidang dari tanggal 6-14 Desember 1949 untuk membahas hasil-hasil itu. Pemungutan suara dengan KNIP menerima hasil KMB.
Pada tanggal 14 Desember 1949 didakan pemilihan Presiden RIS dengan calon tunggal Ir.Soekarno, kemudian dilantik dan diambil sumpahnya pada tanggal 17 Desember 1949. Cabinet RIS pertama dan satu-satunya dipimpin Drs. Moh. Hatta dilantik oleh presiden pada tanggal 20 Desember 1949. Kemudian pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS berangkat ke Belanda unuk menandatangani akte penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27 Desember 1949, baik di Indonesia maupun di Belanda diadakan upacara penandatanganan akte penyerahan kedaulatan. Pihak Belanda yang hadir pada waktu itu antara lain Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, dan Menteri Seberang Lautan A.M.J.A Sasseu. Pihak RIS diwakili oleh Drs. Moh. Hatta.
Pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia pada usia 32 tahun.
5.     Peran PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
PBB turut membantu dan berusaha menyelesaikan pertikaian bersenjata antara Indonesia dan Belanda selama masa revolusi fisik (1945-1950). Pada tanggal 24 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB bersidang. Dalam sidang tersebut Amerika Serikat mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semua Negara anggota, yaitu:
a.      Membebaskan presiden dan wakil presiden serta pemimpin-pemimpin Republik Indonesia yang ditangkap pada tanggal 19 Desember 1948.
b.      Memerintahkan KTN agar memberikan laporan lengkap mengenai situasi di Indonesia sejak 19 Desember 1948.
Hasil-hasil keputusan lainnya yang berhasil dicapai oleh PBB di antaranya adalah:
a.      Piagam Pengakuan Kedaulatan (27 Desember 1949).
b.      Pembentukan RIS.
c.       Pembentukan Uni Indonesia-Belanda.
d.      Pembubaran tentara KNIL dan KL yang diintegrasikan ke dalam APRIS.
e.      Piagam tentang kewarganegaraan.
f.        Persetujuan tentang ekonomi keuangan.
g.      Masalah Irian Barat akan dibicarakan kembali setahun kemudian.
Dengan pengakuan kedaulatan tanggal 27 Desember 1949, maka berakhirlah masa revolusi bersenjata di Indonesia dan secara de jure pihak Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia dalam bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
Tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan dibentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada tanggal 28 September 1950, Indonesia diterima menjadi anggota PBB yang ke-60

Friday 15 January 2016

Musik

Avenged Sevenfold


 

1. Avenged Sevenfold-Afterlife free mp4 download.. 1. DOWNLOAD By Tussfiles

2. Avenged Sevenfold-So far away free mp4 download..  1.DOWNLOAD By uppit
                                                                                            2.DOWNLOAD By tusfiles

Thursday 14 January 2016

Sarana Sosialiasi Politik Indonesia



Sarana Sosialisasi Politik



 Menurut Gabriel Almond (2000), Sosialisasi politik menunjuk pada proses tempat sikap-sikap dan pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk. Sosialisasi politik juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik pada generasi berikutnya.

Untuk dapat menyampaikan atau mentransmisikan pandangan, nilai, sikap, dan keyakinan-keyakinan politik diperlukan sarana atau agen-agen sosialisasi politik. Terdapat enam macam sarana atau agen sosialisasi, yaitu keluarga, kelompok bergaul atau bermain, sekolah, tempat kerja, media massa, dan kontak politik langsung.

1. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama yang dijumpai oleh individu. Keluarga juga merupakan sarana bagi sosialisasi politik yang sangat strategis terutama untuk pembentukan kepribadian dasar serta sikap-sikap sosial anak yang nanti berpengaruh untuk orientasi politik.

2. Kelompok Pergaulan
Kelompok pergaulan mampu menjadi sarana sosialisasi politik yang efektif setelah anak keluar dari lingkungan keluarga. Dalam kelompok pergaulan,seseorang akan melakukan tindakan tertentu karena teman-temannya di dalam kelompoknya melakukan tindakan tersebut.

3. Sekolah
Sekolah berperan penting dalam sosialisasi politik. Sekolah memberi pengetahuan kepada para siswa tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Sekolah juga memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik.


4. Tempat Kerja
Organisasi-organisasi formal atau informal yang dibentuk atas dasar pekerjaan juga dapat memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik. Organisasi-organisasi tersebut dapat berbentuk serikat kerja atau serikat buruh. Dengan menjadi anggota dan aktif dalam organisasi tersebut mereka mendapat sosialisasi politik yang efektif.

5. Media Massa
Media massa juga merupakan sarana ampuh untuk membentuk sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan politik. Melalui media massa, ideologi negara dapat ditanamkan kepada masyarakat, dan melalui media massa pula politik negara dapat diketahui oleh masyarakat luas.

6. Kontak Politik Langsung
Kontak politik langsung dapat berupa pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dalam kehidupan politik. Betapa pun positifnya pandangan terhadap sistem politik yang telah ditanamkan oleh keluarga atau sekolah, apabila pengalaman nyata seseorang bersifat negatif, maka hal itu dapat mengubah pandangan politiknya.